1. PENGERTIAN INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin, “individuum”
yang artinya tak terbagi. Kata individu
merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak
dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
A. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
B. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
C. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
D. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
A. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
B. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
C. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
D. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Sumber : keripiku.blogspot.com/2010/.../
2. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan ( Growth ) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram, pound ) ukuran panjang ( cm, inchi ), umur tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan ( Development ) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adaanya proses difrensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkemabngan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa misalnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dsb. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas untuk mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
A. Tumbuh
Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar.
Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar.
Contohnya :
Batang tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
Bayi yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 kg
Berat tubuh kucing yang tadinya 4 kg menjadi 6 kg
Ketika kita akan mengukur pertumbuhan tumbuhan ada sebuah alat ukur khusus yang dinamakan auksanometer.
Batang tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
Bayi yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 kg
Berat tubuh kucing yang tadinya 4 kg menjadi 6 kg
Ketika kita akan mengukur pertumbuhan tumbuhan ada sebuah alat ukur khusus yang dinamakan auksanometer.
B. Berkembang
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.
Berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.
Contoh :
Pematangan sel ovum dan sperma
Pematangan hormon-hormon dalam tubuh
Pematangan sel ovum dan sperma
Pematangan hormon-hormon dalam tubuh
Sumber: gayul.wordpress.com
3.FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
A. Faktor genetik
Ø
Faktor keturunan — masa konsepsi
Ø
Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø
Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen
Ø
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
B. Faktor eksternal /
lingkungan
Ø
Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya,
dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
Ø
Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya .
Sumber : d2n5r0.wordpress.co
4. FUNGSI KELUARGA
Friedman (1992)
menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga
berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan
keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga,
penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber
dari internal maupun eksternal. Berikut ini dijelaskan beberapa fungsi keluarga
menurut beberapa ahli.
I. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
A. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
B. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah.
C. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
D. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan di masyarakat.
E. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
II.
Fungsi keluarga menurut Allender (1998):
A. Affection (Afeksi)
Fungsi affection yang dilakukan keluarga diantaranya adalah
dengan menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan, mengembangkan
kehidupan seksual dan kebutuhan seksual, serta menambah anggota keluarga baru.
B. Security and Acceptance
(Keamanan dan Penerimaan)
Di dalam keluarga, fungsi keamanan dan penerimaan juga dibutuhkan.
secara umum usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan mempertahankan kebutuhan
fisik, dan menerima individu sebagai anggota keluarga.
C. Identity and satisfaction
(Identitas dan memuaskan)
Keluarga merupakan suatu media yang dipergunakan untuk
mengembangkan diri, yaitu mengembangkan peran dan self image, mempertahankan
motivasi, dan mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas.
D. Affiliation
and companionship (Afiliasi dan pertemanan)
Fungsi ini dilakukan dengan mengembangkan pola komunikasi
dan mempertahankan hubungan yang harmonis.
E. Socialization
(Sosialisasi)
Sosialisasi juga salah satu fungsi yang dilakukan dalam
keluarga yang tujuannya untuk mengenal kultur (nilai dan perilaku) serta
sebagai peraturan/pedoman hubungan internal dan eksternal. Pada akhirnya,
sosialisasi juga bertujuan untuk melepas anggota keluarga. Misalnya saat anak
sudah dewasa dan menikah.
F. Controls (Kontrol)
Keluarga juga berfungsi sebagai kontrol, yaitu
mempertahankan kontrol sosial yang ada di keluarga. Selain itu fungsi kontrol
dapat diterapkan untuk melakukan penempatan dan pembagian kerja anggota
keluarga sesuai dengan peran mereka masing-masing yang pelaksanaannya dengan
menggunakan sumber daya yang ada.
III. Fungsi
keluarga menurut BKKBN (1992)
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional) bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang
dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :
A. Fungsi keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
B. Fungsi sosial budaya, dilakukan dengan membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
C. Fungsi cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan
kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian diantara anggota
keluarga.
D. Fungsi melindungi, bertujuan untuk melindungi anak
dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
E. Fungsi reproduksi, merupakan fungsi yang bertujuan
untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan
merawat anggota keluarga
F. Fungsi sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi
dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan
untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
G. Fungsi ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain
yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan
cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
H. Fungsi pembinaan lingkungan
IV.
Effendi (1998)
Ada lima fungsi keluarga menurut Effendi, yaitu :
A. Fungsi Biologis
Fungsi biologis diantaranya adalah untuk meneruskan
keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga,
serta memelihara dan merawat anggota keluarga.
B. Fungsi Psikologis
Selain fungsi biologis, ada pula fungsi psikologis,
yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di
antara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
memberikan identitas keluarga.
C. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi yang dimaksud diantaranya adalah membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
D. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi juga dibutuhkan dalam suatu keluarga, yaitu
dengan mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
serta menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang (pendidikan, jaminan hari tua).
E. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan dibutuhkan dalam sutau keluarga salah
satunya karena berhubungan dengan fungsi biologis. Fungsi pendidikan tersebut
yaitu dengan menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
selanjutnya adalah mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta yang tidak kalah penting
adalah mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
V. Virginia Saltin (1997)
Menurut Virginia Saltin (1997), fungsi keluarga adalah
sebagai berikut :
A. Memberikan pengalaman bagi bagi anggota untuk mengetahui
dan menikmati hubungan heteroseksual.
B. Memiliki keturunan
C. Memelihara batas sehingga semua tugas bisa
dilakukan secara baik dan stabil. Batas adalah hubungan hanya dengan pasangan.
Misalnya : seorang suami tidak boleh berhubungan dengan adik ipar dalam konteks
khusus. Artinya di sini adalah mengetahui batasan-batasan yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan sehingga diperlukan komitmen untuk menyepakati
batasan-batasan tersebut.
D. Mentransmisikan budaya pada anak-anak dan mengajarkan
anak untuk memahami situasi lingkungan melalui komunikasi.
E. Untuk mengakui bahwa seorang anggota masyarakat
telah dewasa sehingga dia menikah
F. Untuk menyediakan kesempatan kepada orang tua untuk
mengasuh anak.
VI. Zatrow
(2006)
Keluarga dalam masyarakat industri memiliki fungsi-fungsi
penting yang akan membantu memelihara keberlangsungan dan stabilitas
masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut adalah :
A. Replacement of
the population
Setiap masyarakat memiliki beberapa sistem untuk pergantian
anggotanya. Didalam prakteknya, semua masyarakat menganggap bahwa keluarga
sebagai suatu unit untuk memproduksi anak-anak. Masyarakat memberikan hak dan
kewajiban kepada pasangan-pasangan untuk melakukan reproduksi didalam unit
keluarga. Hak dan kewajiban ini membbantu memelihara stabilitas masyarakat
walaupun mereka mendefinisikannya dalam bentuk yang berbeda.
B. Care of the young
Anak-anak memerlukan perawatan dan perlindungan setidaknya
sampai usia pubertas. Keluarga merupakan institusi utama untuuk pengasuhan
anak-anaknya. Masyarakat modern telah mengembangkan institusi pendukung untuk
membantu dalam merawat anak-anak, seperti pelayanan medis, daycare centers,
program pelatihan bagi orang tua, dan residential treatment centers.
C. Socialization of new members
Untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, anak-anak
harus disosialisasikan pada budaya. Anak-anak harus diperkenalkan pada bahasa,
mempelajari nilai-nilai sosial dan adat istiadat, cara berpakaian dan
berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga
memainkan peranan utama didalam proses sosialisasi ini. Di dalam masyarakat
modern, beberapa kelompok lain dan sumber-sumber dilibatkan dalam proses
sosialisasi ini, seperti sekolah, mass media, peer groups, polisi, bioskop dan
buku serta materi tertulis lainnya yang berpengaruh sangat penting.
D. Regulation of sexual behavior
Kegagalan dalam mengatur perilaku seksual akan menghasilkan
pertentangan diantara individu-individu yang disebabkan oleh kecemburuan dan
eksploitasi. Setiap masyarakat memiliki peraturan yang mengatur perilaku
seksual didalam unit keluarga, misalnya tabu untuk melakukan incest dan
hubungan seksual diluar pernikahan.
E. Source of affection
Kebutuhan akan rasa sayang, dukungan emosional dan
penghargaan yang positif dari orang lain, seperti senyuman, penguatan dan
dorongan untuk mencapai prestasi. Keluarga merupakan sumber penting untuk
mendapatkan rasa sayang dan pengakuan karena anggota keluarga akan saling
menghargai satu sama lainnya dan memperoleh kepuasan emosional dan sosial dari
hubungan yang terjalin antara keluarga.
VII. Menurut
Hodges dikenal dengan sebutan CARE
(Dubois dan Depanfilis : 2000), yaitu :
A. Connections
Koneksi adalah akses keluarga terhadap sumber-sumber daya
dan dukungan-dukungan dari luar rumah tangga. Semua keluarga membutuhkan sumber
daya diluar unit keluarga agar berfungsi optimal. Sumber daya diluar rumah
tangga mencakup anggota-anggota extended family, tetangga dan kawan-kawan,
sekolah, tempat bekerja, pelayanan kesehatan dan kesehatan mental,
institusi-institusi religius, kegiatan-kegiatan rekreasi dan kelompok-kelompok
serta oraganisasi-oraganisasi kemasyarakatan lainnya.
B. Assets
Unsur ini memfokuskan pada keterampilan-keterampilan dan
semua kemampuan-kemampuan yang memungkinkan keluarga dapat berfungsi dengan
sehat, misalnya keterampilan mengasuh (parenting skill), pengetahuan tentang
perkembangan anak, dan harapan-harapan anak yang sesuai dengan usianya, serta
kemampuan-kemampuan masalah.
C. Relationship
Unsur ini menilai dengan hubungan-hubungan dengan
anggota-anggota rumah tangga lainnya, pola-pola komunikasi dan peran-peran,
serta efeknya terhadap hubungan-hubungan diantara anggota keluarga. Hakekat dan
kualitas dan hubungan-hubungan dengan anggota keluarga merupakan faktor kunci
dalam menilai keberfungsian keluarga.
D. Environment
Unsur ini mencakup kecukupan sumber daya-sumber daya
lingkungan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anggota
keluarga. Misalnya sumber daya ekonomi, seperti sumber-sumber penghasilan,
stabilitas penghasilan, dan memadainya penghasilan. Sumber daya lingkungan juga
terdiri dari keamanan rumah, pengaturan hidup yang memadai, ruangan yang
memadai, perlengkapan dasara rumah (perabotan, toilet, kamar mandi, alat
memasak, dan perlengkapan tidur), pengelolaan tugas-tugas rumahtangga serta
makanan yang teratur dan memadai.
Selain beberapa fungsi keluarga yang telah disebutkan oleh
beberapa ahli di atas, ada juga pendapat lain yang menjelaskan tentang fungsi
keluarga, yaitu:
1. Fungsi Reproduksi
Keluarga yang dibangun melalui lembaga suci pernikahan,
dimaksudkan untuk melahirkan keturunan yang sah. Namun saat ini, makin banyak
keluarga yang tidak mampu melaksanakan fungsi ini. Faktor yang
mempengaruhidiantaranya adalah gaya hidup tak sehat sehingga memicu kegagalan
pasangan suami-istri mendapatkan keturunan. Di sisi lain, keluarga makin
membatasi jumlah keturunan karena adanya kekhawatiran-kekhawatiran seperti:
biaya persalinan mahal, biaya pendidikan anak mahal, dan malu kalau banyak
anak. Terlebih kaum perempuan, makin banyak yang enggan hamil, melahirkan dan
menyusui anak karena sibuk berkarier atau takut merusak keindahan tubuhnya.
Padahal, bila fungsi reproduksi ini diabaikan, eksistensi keluarga dan bahkan
manusia akan terancam.
2. Fungsi Ekonomi
Terbentuknya keluarga, berarti terwujudnya kesatuan dan
kemandiri ekonomi. Keluarga mendapatkan harta dan membelanjakan untuk memenuhi
keperluan seluruh anggota keluarga sehingga terwujud kesejahteraan. Namun,
fungsi ini kerap sulit dilakukan sebuah keluarga manakala problem akses
terhadap sumber-sumber ekonomi tertutupi. Banyak pengangguran dari kalangan
suami, padahal dialah penopang nafkah keluarga. Di sisi lain, harga-harga
kebutuhan pokok terus meroket sehingga nafkah kerap tak mencukupi untuk seluruh
anggota keluarga. Sehingga tidak mengherankan apabila masih banyak yang berada
di bawah garis kemiskinan.
3. Fungsi Sosial
Fungsi sosial di sini dimaksudkan bahwa dengan adanya
keluarga otomatis memberikan status pada seseorang yang menjadi anggota
keluarga selain itu juga terkadang menjadi sebuah prestise kepada anggota
keluarga.
4. Fungsi Protektif
Fungsi protektif yang dapat dilakukan keluarga diantaranya
adalah dengan melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis dan
psikososial.
5. Fungsi Rekreatif
Selain fungsi-fungsi yang sudah disebutkan di atas,
keluarga juga memberikan fungsi rekreatif bagi para anggotanya yaitu memberikan
hal-hal yang bersifat menyenangkan atau yang bersifat hiburan.
6. Fungsi Afektif
Idealnya, keluarga merupakan sumber kasih sayang yang
didapat oleh seseorang karena tumbuh kembang seseorang secara tidak langsung
dipengaruhi oleh kasih sayang yang diberikan oleh keluarga. Namun sekarang ini,
banyak anak-anak yang tidak memperoleh kasih sayang yang cukup dari
keluarganya.
7. Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif di sini adalah dengan memberikan pendidikan
yang sebaik-baiknya bagi anak-anak dan ataupun anggota keluarga lainnya.
8. Fungsi Religius
Dalam hal ini, fungsi religius dilakukan dengan memberikan
pengalaman keagamaan kepada para anggota.
Dari 8 fungsi keluarga di atas, semua berlandaskan pada
fungsi keagamaan yang berikutnya akan mendorong empat fungsi keluarga lain
yaitu fungsi reproduksi, edukasi, protektif, afektif. Pernyataan tersebut dapat
dijelaskan bahwa fungsi agama merupakan fungsi utama dalam sebuah keluarga yang
nantinya mempengaruhi reproduksi karena fungsi reproduksi diatur dalam
perkawinan dan perkawinan diatur dalam agama. Fungsi keagamaan juga
mempengaruhi fungsi edukasi, protektif, dan afeksi karena di dalam agama juga
mengatur sebuah keluarga setelah keluarga tersebut mempunyai keturunan
selanjutnya adalah harus merawatnya dengan baik, diantaranya dengan memberikan
kasih sayang, pendidikan dan perlindungan baik fisik, ekonomi, dan psikososial.
Selanjutnya keempat fungsi keluarga tersebut akan mendorong berjalannya tiga
fungsi lain yaitu fungsi ekonomi, sosial dan rekreatif karena ketiga fungsi ini
juga dibutuhkan dalam suatu keluarga.
Sumber : ichwanmuis.com
5. MACAM-MACAM FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Dengan fungasi ini diharapkan
agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi
anak-anaknya. Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua
bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tantang kehidupan sex
bagi suami istri, pengetahuan mengatur rumah tangga bagi sang istri, tugas dan
kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anaak-anak dan lain-lain.
Dengan persiapan deperti ini dapat terbentuk keluarga yang harmonis dan
berpengaruh baik bagi kehidupan bermasyarakat.
B. Fungsi Pemeliaharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari
gangguan-gangguan sebagai berikut :
1) gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah;
2) gangguan penyakit denagan menyediakan obat-obatan;
3) gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan
lain-lain.
C. Fungsi Ekonomi
Keluarga barusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu :
1) Kebutuhan makan dan minum
2) Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3) Kebutuhan tempat tinggal.
D. Fungsi Keagamaan
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan
mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia
yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
E. Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan
anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan
sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang
diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa yag disebut
sosialisasi. Dalam fungsi ini juga harus ada pewarisan kebudayaan dan
nilai-nilainya, misalnya : sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran
tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Dengan melalui nasihat dan
larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu dalam bertingkah
laku.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara dikatakan
bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi :
1. Pembentukkan kepribadian; dalam lingkungan keluarga, para orang tua
meletakkan dasar-dasar kepribadiankepada anak-anaknya, dengan tujuan untuk
memproduksikan serta melestarikan kepribadian mereka kepada anak cucu dan
keturunannya.
2. Erat kaitannya dengan butir, keluarga juga berfungsi sebagai alat
reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika, moral,
keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur
masyarakat tertentu.
3. Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat, karena menempati
posisi kunci. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam
transmisi kebudayaan.
4. Keluarga berfungsi sebagai lembaga perkumpulan perekonomian. Pada
kelompok-keliompok masyarakat modern perkonomian berkembang sangat pesat. Namun
ikatan-ikatan kekeluargaan masih terjalin kuat dan sering memengaruhi atau
menguasai bidang perekonomian mereka.
5. Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.
Selain itu menurut peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994, ada 8 fungsi
keluarga, yaitu:
A. Fungsi Keagamaan
Jelas sekali bahwa fungsi keluarga adalah untuk memelihara agama dua insan yang
berlainan jenis, agar terhindar dari berbagai kemungkaran terkait dengan
hubungan dengan lawan jenis
B. Sosial Budaya
Dengan fungsi ini diharapkan keluarga dapat memelihara dan
memperkaya budaya bangsa.
C. Cinta Kasih
Fungsi ini
yang dengan jelas ditegaskan dalam Al Qur'an, yakni mewujudkan mawaddah
wa rahmah antara suami dan istri, serta anak-anak sebagai qurrota a'yun.
D. Melindungi
Yakni terutama melindungi anggotanya dari api neraka. Fungsi melindungi ini juga
tersirat dalam pernyataan Allah dalam Al Qur'an, suami adalah pakaian bagi
istri dan sebaliknya istri adalah pakaian bagi suaminya.
E. Reproduksi
Membuat kerangka yang terhormat dalam menjaga kelangsungan hidup umat manusia
di muka bumi ini
F. Sosialiasi dan Pendidikan
Mendidik seluruh anggota keluarga, saling menasehati dalam kebaikan.
G. Ekonomi
Mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga.
H. Pembinaan Lingkungan
Selain diharapkan untuk dapat hidup selaras dengan kondisi lingkungan, sosial
dan budaya sekitarnya, keluarga juga diharapkan dapat memberikan
pengaruh terhadap pembinaan lingkungan sekitarnya.
Sumber : dimazmarham.blogspot.com
6. PENGERTIAN
KELUARGA
Keluarga
adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang
tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang
yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti
“anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarga
inti (”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Pengertian
Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI
(1998).
Kumpulan
beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak
bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing
anggotanya. (Ki Hajar Dewantara)
Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara
Celis). Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah
: – Unit terkecil dari masyarakat – Terdiri atas 2 orang atau lebih – Adanya
ikatan perkawinan atau pertalian darah – Hidup dalam satu rumah tangga – Di
bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga – Berinteraksi diantara sesama
anggota keluarga – Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing –
Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
Peranan
Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan
Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan Ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan
peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,
sosial, dan spiritual.
Tugas-tugas
Keluarga Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 2. Pemeliharaan
sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 3. Pembagian tugas masing-masing
anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. 4. Sosialisasi antar
anggota keluarga. 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6. Pemeliharaan
ketertiban anggota keluarga. 7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam
masyarakat yang lebih luas. 8. Membangkitkan dorongan dan semangat para
anggotanya.
Sumber : gandeesss.blogspot.com/2010/11/
7. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat adalah
sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap
dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan,
Negara semua adalah masyarakat
Dalam
ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat
paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan
pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara
mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara
anggota-angota nya.
Sumber
: majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/
8. 2 GOLONGAN MASYARAKAT
Masyarakat Majemuk
Dalam masyarakat majemuk manapun,
mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang
didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika
Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjaajhan Belanda dan penjaajhan
Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya
dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang
terjadi di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan
bahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat
majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat
multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk
berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan
mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah
diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural.
Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan
minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan
disusul dengan penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri
dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.
Masyarakat Majemuk
Indonesia
Masyarakat majemuk terbentuk dari
dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang
biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah
negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah
contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua
contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika
Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dan kritikal dari masyarakat
majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintah nasional dengan
masyrakat suku bangsa, dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang
dipersatukan oleh sistem nasional. Dalam perspektif hubngan kekuatan, sistem
nasional atau pemerintahan nasional adalah yang dominan dan
masyarakat-masyarakat suku bangsa adalah minoritas. Hubungan antara pemerintah
nasional dengan masyarakat suku bangsa dalam masyarakat jajahan selalu
diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di hindia Belanda
dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan
pasar. Sedangkan para sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh
para birokrat (priyayi) digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan
penguasaan. Atau dipercayakan kepada para bangsawan dan priyayi untuk
kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai terbelakang atau
primitif.
Dalam masyarakat majemuk dengan
demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan
sebagai hukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan mereka yang
tergolong sebagai dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam
masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan
iliter dan polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan
kepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia.
Dalam struktur hubungan kekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm
penjajahan hindia Belanda terdapat golongan yang paling dominan yang berada
pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih, disusul oleh
orang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah
mereka yang tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumi digolongkan lagi
menjadi yang tergolong telah menganl peradaban dan meraka yang belum mengenal
peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini
terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang bervariasi
sesuai konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku.
Dalam masa pendudukan Jepang di
Indonesia, pemerintah penajajahan Jepang yang merupakan pemerintahan militer
telah memposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang maha besar dalam segala
bidang kehidupan masyarakat suku bangsa yang dijajahnya. Dengan kerakusannya
yang luar biasa, seluruh wilayah jajahan Jepang di Indonesia dieksploitasi
secara habis habisan baik yang berupa sumber daya alam fisik maupun sumber daya
manusianya (ingat Romusha), yang merupakan kelompok minoritas dalam perspektif
penjajahan Jepang. Warga masyarakat Hindia Belanda yang kemudian menjadi warga
penjajahan Jepang menyadari pentingnya memerdekakan diri dari penjajahan Jepang
yang amat menyengsarakan mereka, emmerdekakan diri pada tanggal 17 agustus
tahun 1945, dipimpin oleh Soekarno-Hatta.
Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, yang disemangati oleh Sumpah Pemuda tahun 1928, sebetulnya merupakan
terbentuknya sebuah bangsa dalam sebuah negara yaitu Indonesia tanpa ada unsur
paksaan. Pada tahun-tahun penguasaan dan pemantapan kekuasaan pemerintah
nasional barulah muncul sejumlah pemberontakan kesukubangsaan-keyakinan
keagamaan terhadap pemerintah nasional atau pemerintah pusat, seperti yang
dilakukakn oleh DI/TII di jawa Barat, DI/TII di Sulawesi Selatan, RMS, PRRI di
Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Permesta di Sulawesi Utara, dan berbagai
pemberontakan dan upaya memisahkan diri dari Republik Indonesia akhir-akhir ini
sebagaimana yang terjadi di Aceh, di Riau, dan di Papua, yang harus diredam
secara militer. Begitu juga dengan kerusuhan berdarah antar suku bangsa yang
terjadi di kabupaten Sambas, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Maluku
yang harus diredam secara paksa. Kesemuanya ini menunjukkan adanya pemantapan
pemersatuan negara Indonesia secara paksa, yang disebabkan oleh adanya
pertentangan antara sistem nasional dengan masyarakat suku bangsa dan konflik
di antara masyarakat-masyarakat suku bangsa dan keyakinan keagamaan yang
berbeda di Indonesia
Sumber : fadlyghopal.wordpress.com/2010/10/.../
9. PERBEDAAN ANTARA
KELOMPOK MASYARAKAT NON INDUSTRI DAN INDUSTRI
1. Masyarakat Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar
bahwa , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan
kelompok sekunder (secondary group).
a. Kelompok primer
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan
para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal
lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian
kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi
juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu,
norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta
konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis
seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
2. Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang
sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo,
mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional,
makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan
bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak
timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan
memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada
batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.
Sumber : fadlyghopal.wordpress.com/2010/10/.../
10. MAKNA INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu.
Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat
dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain.
Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
Suatu keindahan ia kagumi dan ia nikmati melalui indera mata dan indera perasaan yang berbaut menjadi satu kesatuan.
Tegasnya, apabila kita mengamati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata kita saja, melainkan juga seluruh minat, dan perhatian yang kita curahkan kepada objek yang kita amati itu. Minat dan perhatian ini sangat dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan kita pada waktu itu. Dalam pengamatan suatu objek tersebut keseluruhan jiwa raga kita terlibat dalam proses pengamatan itu, dan tidak hanya indera mata saja.
Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain.
Contoh : Manusia sebagai makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
Suatu keindahan ia kagumi dan ia nikmati melalui indera mata dan indera perasaan yang berbaut menjadi satu kesatuan.
Tegasnya, apabila kita mengamati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata kita saja, melainkan juga seluruh minat, dan perhatian yang kita curahkan kepada objek yang kita amati itu. Minat dan perhatian ini sangat dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan kita pada waktu itu. Dalam pengamatan suatu objek tersebut keseluruhan jiwa raga kita terlibat dalam proses pengamatan itu, dan tidak hanya indera mata saja.
Pendapat lain bahwa manusia sebagai
makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga,
melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi
(individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan
serta kelemahan-kelemahannya. Sehubungan dengan itu, Fallport merumuskan
kepribadian manusia sebagai makhluk individu adalah sebagai berikut :
kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psycho-physik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (W.A. Gerungan, 1980: 28).
Kenyataan-kenyataan yang kita dapati dalam kehidupan sehari-hari setiap individu berkembang sejalan dengan ciri-ciri khasnya, walaupun dalam kehidupan lingkungan yang sama. Contohnya yang sangat tepat adalah anak kembar. Dua individu manusia yang berasal dari satu keturunan yangsama. Bersumber dari satu indung telur, tetapi toh-tetap memiliki karakter ramah tamah, periang, dan mudah bergaul dengan teman-teman sebaya dalam lingkungannya. Anak yang satu lagi bersifat tertutup. pemalu, sukar bergaul dengan teman-teman sebaya dan lingkugnannya.
Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama. Sejak anak manusia dilahirkan is membutuhkan proses pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A. Gerungan, 1980: 29).
Kenyataan-kenyataan yang kita dapati dalam kehidupan sehari-hari setiap individu berkembang sejalan dengan ciri-ciri khasnya, walaupun dalam kehidupan lingkungan yang sama. Contohnya yang sangat tepat adalah anak kembar. Dua individu manusia yang berasal dari satu keturunan yangsama. Bersumber dari satu indung telur, tetapi toh-tetap memiliki karakter ramah tamah, periang, dan mudah bergaul dengan teman-teman sebaya dalam lingkungannya. Anak yang satu lagi bersifat tertutup. pemalu, sukar bergaul dengan teman-teman sebaya dan lingkugnannya.
Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama. Sejak anak manusia dilahirkan is membutuhkan proses pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A. Gerungan, 1980: 29).
Sumber
: adigunawan.ngeblogs.com/2010/02/17/
11. MAKNA KELUARGA
Keluarga adalah merupakan kelompok primer
yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group
yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit
banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi
keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai
sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Di sini
kita sebutkan 5 macam sifat yang terpenting, yaitu :
1. Hubungan suami-isteri :
Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidupdan mungkin dalam waktu yang singkat saja. Adayang berbentuk monogomi, ada pula yang poligami. Bahkan masyarakat yang sederhana terdapat “group married”, yaitu sekelompok wanita kawin dengan sekelompok laki-laki.
2. Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.
Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwacalon suami-isteri itu dipilihkan oleh orang-orangtua mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang-orang yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (yakni kawin di dalam golongan sendiri,ada pula yang berbentuk exogami, yaitu kawin diluar golongan sendiri).
3. Susunan nama–nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.
Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki-laki misalnya : dibatak. Ini disebut patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, di Minangkabau. Ini disebut : Matrilineal, di mana kekuasaan terletak padawanita. Di Minangkabau wanita tidak mempunyai hak apa-apa, bahkan hartanya pun tidak diurusi oleh wanita itu, melainkan diurus oleh adik atau saudara perempuannya.
Sistem ini disebut : Avonculat.
4. Milik atau harga benda keluarga.
Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya.
5. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
Sumber : adigunawan.ngeblogs.com/2010/02/17/
12. MAKNA MASYARAKAT
Masyarakat (society)
merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang
tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan
perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud
sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat
merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Oleh kerana
sesebuah masyarakat yang inginkan kestabilan memerlukan ahli-ahli yang sanggup
menolong antara satu sama lain, maka ia perlu kepada nilai-nilai murni seperti
kerakyatan, hak dan etika. Ini merupakan perkara asas untuk mencapai keadilan. Jika
nilai-nilai ini gagal dipatuhi, orang akan mengatakan sesebuah masyarakat
tersebut sebagai tidak adil dan musibah akan berlaku.
Perkataan society
datang daripada bahasa latin societas,
"perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas
diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna
masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini
bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai
kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk
menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap
masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah adalah selalunya sama: penipuan,
pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik jika perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang baru akan muncul
daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal.
Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
Sumber :
1. http://muchad.info/muchad/hubungan-antara-individu-keluarga-dan-masyarakat.html
2. aditrespect.blogspot.com/.../
***************************************************************************************************
#PENDAPAT#
fungsi keluarga memang sangat bermacam-macam, mulai sebagai tempat bertukar pikiran untuk mencari jalan keluar suatu permasalahan, mulai dari hal yang pribadi dan umum. keluarga juga sebagai tempat perkembangan dan pertumbuhan seorang anak, sehingga ia dapat mengenal etika sopan santu mulai dari keluarganya, dan setelah itu ia dapat menilai mana yang benar dan salah. Dalam membangun suatu keluarga pun harus memiliki persiapan yang matang, harus siap dalam mendidik anak, mengurus perekonomian keluarga, keagamaan yang baik, sosialisai yang baik sehingga dapat menurunkan sifat yang baik pula kepada anak, dan pendidikan pun sangat di perlukan dalam suat keluarga. Di dalam keluarga terdiri dari Ayah sebagai kepala rumah tangga yang memberikan contoh yang baik umtuk Istrinya dan anaknya. Istri sebagai seorang ibu yang mengurus rumah tangga, mengasuh mendidik seorang anak, dan melayani kebutuhan keluarga. Anak sebagai karunia yang di titipkan tuhan untuk keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar