***************************************************************************
~PENGERTIAN
PEMUDA
Pemuda adalah manusia yang berusia
15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan
tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah
manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan mimpi basah
bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid bagi wanita
biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang
dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi
lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi
penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat, pemuda
merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai
penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya.
Sumber
: algiandana.blogspot.com/.../
~PENGERTIAN
SOSIALISASI
Istilah sosialisasi sudah familiar
juga. Banyak orang menggunakannya untuk berbagai keperluan. Sampai saat ini
masih saja banyak orang yang latah menggunakan kata yang satu ini, karena tidak
pas penggunaannya. Sama saja halnya dengan orang memakai cincin. Memang cincin
di pasangkan pada jari tanggan. Akan tetapi ada saja orang memasangnya pada
jari telunjuk atau ibu jari. Pada hal sebaiknya, agar indah dipandang tentunya
dipasang pada jari manis.
Dalam tulisan pendek ini akan
dijelaskan pengertian dasar dari kata sosialisasi. Kata sosialisasi berasal
dari kata sosial. Kata “sosial” digunakan untuk menunjukan sifat dari
makhluq yang bernama manusia. Sehinga munculah ungkapan “manusia adalah
makhluq sosial”.
Unkapan ini berarti bahwa mnusia harus hidup berkelompok atau bermasyarakat.
Mereka tidak dapat hidup dengan baik kalau tidak berada dalam kelompok atau
masyarakat. Dengan kata lain untuk hidup secara memadai dia harus berhubungan
dengan orang lain. Masing-masing manusia (orang) saling membutuhkan pertolongan
sesamanya.
Di dalam hubungan antara manusia
dengan manusia lain yang paling penting proses terjadi adalah suatu
reaksi yang menyebabkan munculnya berbagai tindakan. Reaksi itu disebut
dengan proses sosial. Proses sosial itu terjadi disebabkan karena dalam
tiap-tiap diri mausia Allah telah menanamkan mawaddah dan rahmah.
Mawaddah adalah perasan atau
keinginan yang berupa harapan. Setiap orang memiliki
harapan-harapan terhadap orang lain, terutama yang terdekat dengan dia. Seperti
harapan tidak disakiti, harapan untuk selalu membantu dan harapan lainnya.
Sebaliknya dalam tiap diri manusia itu ada sifat rahmah, dengan sifat
ini seseorang selalu membantu atau mengasihi orang lain terutama yang terdekat
dengan dia. Tiap orang selalu memberi atau mengasihi. Yang diberikan itu tentu
saja dalam pengertian luas, bisa berupa perlindungan atau tidak menyakiti atau
membantu meringankan kerja dan lain sebagainya. Makanya dengan sifat dasar dari
mnusia itu terjadilah interaksi. Dalam sosiologi biasa disebut dengan istilah interaksi
sosial.
Interaksi sosial dapat diartikan
sebagai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara orang perorangan,
antara orang dengan kelompok dan juga antara kelompok dengan kelompok manusia
lainnya. Di dalam interaksi itu salah satu faktor yang sangat penting dalam
kelancaran dan kesuksesannya adalah komunikasi. Dengan menggunakan bahasa yang
sama maka proses komunikasi dalam berinteraksi akan terlaksana dengan mudah.
Pada prakteknya proses sosial ini
terjadi dapat dibagi dua bentuknya, pertama proses interaksi yang menjurus
kepada konflik. Dengan konflik orang-perorang bisa saja terjadi pertengkaran,
perkelahian dan dapat berakibat timbulnya perceraian atau perpecahan. Dan yang
kedua interaksi yang menjurus kepada kesepahaman dan persuadaraan atau
menghasilkan hubungan baik sesamanya.
Interaksi sosial yang kedua ini yang
mengantarkan seseorang kepada saling pengertian dan persaudaraan disebut
sebagai sosialisasi. Proses sosialisasi adalah proses penyesuaian diri.
Dengan kemampuan penyesuaian diri itulah orang dapat hidup dengan baik. Apa
yang terjadi atau yang dilakukan dalam proses sosialisasi itu ?
Pertama adalah proses belajar atau
belajar sosial, yaitu seseorang mempelajri berbagai macam peran sosial. Pada
peran sosial itu ada berbagai fungsi yang harus dijalankan, yakni fungsi
atau tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain atau kelompoknya. Peran
sosial merupakan pola-pola tingkah laku yang umum yang dilakukan oleh orang
yang mempunyai posisi sosial yang sama atau sederajat. Atau dengan kata lain
yang di pelajari adalah bentuk tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain atau mesyarakat. Juga termasuk mempelajari seluk-beluk bahasa yang
digunakan setiaap hari.
Di dalam proses belajar sosial
tersebut seseorang akan tahu dan memahami tingkah laku yang disukai atau
diharapkan dan yang ditolak oleh orang lain atau kelompoknya. Sebagai
contoh fungsi-fungsi orang tua selalu diharapkan oleh anak-anaknya. Berbicara
yang tidak menyakitkan hati selalu diharapkan oleh setiap orang. Demikian juga
dengan tingkah laku yang tidak diharapkan, mereka bersepakat didak
melakukannya. Juga bersama-sama menolaknya.
Dengan proses sosialisasi itu
seseorang akan mengenal dan memahami berbagai nilai dan norma yang ada di dalam
masyarakat. Dengan sosialisasi juga akan menimbulkan kesepakatan-kesepakatan
untuk bekerjasama. Mulai dari hal-hal sangat sederhana hingga persoalan
yang lebih kompleks. Sosialisasi dapat terlaksana seumur hidup, dalam hal
ini dapat saja berupa Pendidikan Seumur Hidup atau life long education.
Dengan pengertian lebih luas proses sosialisasi adalah proses belajar bergaul
di dalam masyarakat dan budaya tertentu.
Kedua, proses sosialisasi adalah
proses pembentukan sikap loyalitas sosial. Loyalitas sosial
atau kesetiaan sosial adalah perkembangan dari sikap saling menerima dan saling
memberi kearah ang lebih baik. Kita sangat mudah melihatnya
pembentukan kesetiaan sosial ini adalah dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
selalu setia sesamanya. Di dalam kelompok dan masyarakat juga kesetiaan sosial
ini berkembang, sebagai dasar kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Dengan
kata lain kesetianan sosial berkembang mulai dari kelompok yang sederhan hingga
kelompok yang lebih luas.
Dalam tulisan ini saya samapikan ada
minimal tiga hal yang harus dilkukan agar tumbuh dan kembangnya sikap loyalitas
sosial ini yakni, pertama kita harus saling berkomunikasi baik dalam
keadaan berdekatan ataupun dalam keadaan berjauhan (tempat tinggal). Dengan
komunikasi yang teratur kita akan saling mengetahui kabar dan berita di antara
kita. Sakit atau senang diantara kita dapat dengan cepat kita mengetahuinya.
Kedua, sering bekerja sama
menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Misalnya bergotong royang atau
melakukan arisan. Kerja sama dapat saja dilakukan dalam kelompok kecil(minimal
dua orang) atau pun dalam kelompok yang besar (yang jumlah anggotanya banyak).
Ketiga, dalam kehidupan atau
pergaulan sesama kita, sikap tolong menolong harus dikembangkan. Berbagai
kesulitan hidup yang kita alami pantas kita minta tolong kepada orang
lain atau teman. Begitu pula sebaliknya bila kawan kita yang mengalami
kesusahan wajib pula kita membantunya. Tentu saja dasarnya adalah suka saling
menerima dan memberi.
Sumber : algiandana.blogspot.com/.../
~PENGERTIAN INTERNALISASI DAN SOSIALISASI
Pengertian Internalisasi
a. Secara epistimologi Internalisasi berasal dari kata intern atau kata internal yang berarti bagian dalam atau di dalam. Sedangkan internalisasi berarti penghayatan (Peter and Yeni, 1991: 576).
b. Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 439).
c. Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian dari diri sendiri (Kartono, 2000: 236).
2. Nilai
a. Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang berguna penting bagi kemanusiaan (DEPDIKBUD, 1998; 25).
b. Sedangkan menurut Soekamto (Soekamto, 1981; 25), nilai adalah sesuatu yang dapat dijadikan sasaran untuk mencapai tujuan yang menjadi sifat keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih dari komponen yang satu sama lainnya saling mempengaruhi atau bekerja dalam satu kesatuan atau keterpaduan yang bulat dan berorientasi kepada nilai dan moralitas Islami.
a. Secara epistimologi Internalisasi berasal dari kata intern atau kata internal yang berarti bagian dalam atau di dalam. Sedangkan internalisasi berarti penghayatan (Peter and Yeni, 1991: 576).
b. Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 439).
c. Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian dari diri sendiri (Kartono, 2000: 236).
2. Nilai
a. Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang berguna penting bagi kemanusiaan (DEPDIKBUD, 1998; 25).
b. Sedangkan menurut Soekamto (Soekamto, 1981; 25), nilai adalah sesuatu yang dapat dijadikan sasaran untuk mencapai tujuan yang menjadi sifat keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih dari komponen yang satu sama lainnya saling mempengaruhi atau bekerja dalam satu kesatuan atau keterpaduan yang bulat dan berorientasi kepada nilai dan moralitas Islami.
c. Nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002; 783) berarti harga, angka kepandaian, banya sedikitnya isi atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakekatnya.
d. Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkahlaku yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitannya, dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi-fungsinya (Kartawisastra, dkk vol. 5, 1980; 1).
Jadi internalisasi nilai-nilai adalah sebuah proses atau cara menanamkan nilai-nilai normatif yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang mendidik sesuai dengan tuntunan Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim yang berakhlak mulia.
~INTERNALISASI
BELAJAR DAN SOSIALISASI
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Sumber : indahpratiwika.blogspot.com/.../
~PERAN SOSIALISASI
Menurut George Herbert Mead
George
Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat
dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
- Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap
ini dialami sejak manusia
dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya,
termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak
mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh:
Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan
"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak.
Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan
kenyataan yang dialaminya.
- Tahap meniru (Play Stage)
Tahap
ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma
diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai
menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia
sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari
orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan
bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma
dan nilai.
Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant
other)
- Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan
yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia
mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerja sama dengan teman-temannya.
Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin
kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah.
Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma
tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
- Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada
tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya
dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat
luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja
sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia
dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam
arti sepenuhnya.
~PERAN SOSIAL MAHASISWA DAN PEMUDA DI MASYARAKAT
Pada masa 1990 sampai 2000 an
demonstrasi masih marak di berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa dan pemuda
menyebutkan dirinya sebagai Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa yang lain
gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi.
Sebelum terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus– walaupun klise– sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Paradigma pasar mengubah cara berpikir dan persepsi masyarakat. Dominasi kapitalisme memutarbalikkan hubungan antara masyarakat (sosial) dan Pasar (ekonomi) (Polanyi, 1957).
Pada awal beroperasinya kapitalisme, pasar merupakan bagian dari masyarakat. Operasionaliasi norma-norma pasar berakar dan dibatasi norma sosial, kultural, dan politik. Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika kapitalisme mendominasi, keberadaan pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang menjadi bagian dari pasar. kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar.
Dampak langsung yang bisa dirasakan semenjak kenaikan BBM tahun 2005 antara lain terjadi inflasi, daya beli masyarakat menurun, kesehatan masyarakat menurun (kekurangan gizi), angka anak putus sekolah (drop out), angka kematian anak, pengangguran dan kemiskinan meningkat, sehingga munculnya kerentanan sosial.
Keadaan di atas dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya generasi yang hilang (the lost generation) ungkapan yang telah nyaris menjadi klise, jika persoalan anak dan orang muda tidak dapat diatasi dengan baik khususnya di sektor Gizi dan kesehatan serta pendidikan, maka kita akan kehilangan sebuah generasi. Kehilangan generasi mempunyai implikasi yang luas mereka mungkin tidak akan mampu menyisakan pendapatannya untuk memperbaiki kesejahteraanya sendiri hingga lingkaran setan pun terjadi karena Gizi yang rendah, prestasi sekolah yang pas-pasan, kemungkinan anak akan drop- out dan harus mempertahan kan hidup dan pengangguran.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Sudah lebih dari 60 tahun bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah dibaharui agar mampu menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi.
Sebelum terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus– walaupun klise– sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Paradigma pasar mengubah cara berpikir dan persepsi masyarakat. Dominasi kapitalisme memutarbalikkan hubungan antara masyarakat (sosial) dan Pasar (ekonomi) (Polanyi, 1957).
Pada awal beroperasinya kapitalisme, pasar merupakan bagian dari masyarakat. Operasionaliasi norma-norma pasar berakar dan dibatasi norma sosial, kultural, dan politik. Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam hubungan sosial dan ekconomi. Tapi ketika kapitalisme mendominasi, keberadaan pasar telah berbalik 180 derajat, masyarakatlah yang menjadi bagian dari pasar. kehidupan sehari-hari pun direduksi menjadi bisnis dan pasar.
Dampak langsung yang bisa dirasakan semenjak kenaikan BBM tahun 2005 antara lain terjadi inflasi, daya beli masyarakat menurun, kesehatan masyarakat menurun (kekurangan gizi), angka anak putus sekolah (drop out), angka kematian anak, pengangguran dan kemiskinan meningkat, sehingga munculnya kerentanan sosial.
Keadaan di atas dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya generasi yang hilang (the lost generation) ungkapan yang telah nyaris menjadi klise, jika persoalan anak dan orang muda tidak dapat diatasi dengan baik khususnya di sektor Gizi dan kesehatan serta pendidikan, maka kita akan kehilangan sebuah generasi. Kehilangan generasi mempunyai implikasi yang luas mereka mungkin tidak akan mampu menyisakan pendapatannya untuk memperbaiki kesejahteraanya sendiri hingga lingkaran setan pun terjadi karena Gizi yang rendah, prestasi sekolah yang pas-pasan, kemungkinan anak akan drop- out dan harus mempertahan kan hidup dan pengangguran.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Sudah lebih dari 60 tahun bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah dibaharui agar mampu menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
~POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Pola
Dasar Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman
sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola
dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:
1.
Landasan IDIIL :
Pancasila
2.
Landasan Konstitusional :
Undang-Undang Dasar 1945
3.
Landasan Strategis :
Garis-Garis Besar Haluan Negara
4.
Landasan
Historis
: Sumpah Pemuda Th. 1928 dan
Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45
5.
Landasan Normatif :
Etika, tata nilai dan tradisi
luhur
yang hidup dalam masyarakat
Pembinaan
dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok yaitu:
1. Generasi
Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah
memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam
keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pembangunan nasional.
2. Generasi
muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap
mandiri yang melibatkan secara fungsional.
~2 PENGERTIAN
POKOK PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Pengertian
pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda ada dua yaitu :
- Generasi Muda sebagai
Subyek
Generasi
Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan
untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa,
dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
- Generasi Muda sebagai
Obyek
Generasi
Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarah kan
kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat
mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta
pembangunan nasional.
~MASALAH-MASALAH
GENERSI MUDA
Mungkin
ada yang bilang kalau zaman sekarang generasi
muda hanya bisa mengkritisi segala kekurangan dalam pembangunan
yang ada, bukannya kasih solusi tapi generasi muda terus saja mengkritik setiap
kekurangan yang ada dalam setiap usaha pembangunan dalam pemerintah. Memang
sudah seharusnya kita sebagai generasi muda harus ikut memberikan solusi dari
apa yang kita kritik, dengan begitu kekurangan dalam pembangunan bisa diatasi.
Bagi
setiap orang mungkin yang namanya mengkritik adalah suatu hal yang paling mudah
dilakukan daripada kita sebagai generasi muda memberikan solusinya. Tidak
tanggung-tanggung, dari seorang generasi muda saja bisa menghasilkan banyak
sekali kritikan, maka bisa saja dari kritikan itu bisa menjadi masalah baru
dalam setiap pembangunan.
Sebagai
generasi muda yang baik seharusnya kita selain bisa memberikan kritikan
terhadap pembangunan yang sedang berlangsung, seharusnya juga bisa memberikan
solusi terbaik untuk memperbaiki kekurangan dalam pembangunan tersebut. Dengan
begitu aktifitas pembangunan bisa berjalan dengan lebih cepat berkat
partisipasi dari pemikiran-pemikiran para generasi muda
yang ada.
Jika
memang tenaga dalam pembangunan masih kurang, seharusnya kita bantu mereka yang
sedang berusaha membangunkan negeri ini. Tidak harus dengan keluar keringat
untuk membantunya, bisa juga dengan memberikan ide-ide atau gagasan suatu cara
paling efektif dalam proses pembangunan tersebut. Maka berpikir kreatif sangat diperlukan
di sini agar setiap ide yang kita masukkan benar-benar bisa menjadi suatu
solusi.
Ingin
proses pembangunan di negeri ini bisa berjalan lebih cepat dan efektif? Maka
dari itu sebagai generasi muda yang masih memiliki ide-ide segar bisa
kita sumbangkan untuk menambahkan solusi dalam setiap permasalahan yang muncul
di setiap usaha pembangunan. Generasi muda juga merupakan penerus suatu
pembangunan bangsa, maka dari itu partisipasi kita sangat dibutuhkan di sini.
Kalau
mau menyumbangkan ide, kita bisa menyumbangkannya melalui tulisan. Seperti
contohnya di dalam blog ini, sebenarnya yang awalnya saya hanya ingin
menuliskan unek-unek di pikiran saya tapi ternyata secara tidak langsung bisa
bermanfaat untuk masa depan generasi muda kita. Karena blog ini bisa diakses
dari mana pun dan kapan pun maka semua orang bisa mengetahui unek-unek saya
mengenai masa depan generasi muda
sekarang ini.
Meski
begitu, dalam usaha menyumbangkan solusi yang kita miliki tidak harus
menggunakan tulisan melalui blog, bisa juga melalui poster kecil-kecilan yang
penting tulisannya bisa dilihat dan terbaca. Tidak usah banyak-banyak, biar
bisa dilakukan secara menyenangkan kita bisa menyumbangkannya sebulan sekali
atau seminggu sekali.
Asal
Anda tahu, kalau generasi muda di negeri jumlahnya ada banyak sekali, jika
setiap minggu para generasi muda mau menyumbangkan ide tentang solusi
pembangunan, bukankah suatu cara yang sangat cepat untuk menyampaikannya kepada
para pelaku usaha pembangunan yang lebih tinggi? Dan itu bisa mempermudah
pekerjaan mereka, selain itu tentu saja pembangunan di negeri ini bisa dengan
mudah terlaksana.
Generasi
muda adalah mereka yang akan meneruskan usaha pembangunan di negeri ini, oleh
sebab itu jika kita sudah terbiasa untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang
ada sekarang, maka pada waktu yang akan datang akan lebih mudah bagi para generasi penerus
untuk memaksimalkannya. Untuk itu sebagai generasi muda yang cemerlang, mari
kita tingkatkan terus pembangunan di negeri ini.
Sumber: http://www.iprasblog.com/generasi-muda-harus-punya-solusi-untuk-pembangunan/
Sumber: http://www.iprasblog.com/generasi-muda-harus-punya-solusi-untuk-pembangunan/
~POTENSI-POTENSI
GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada
generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda
belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam
tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda,
menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni
kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan.
Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk
pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun,
mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
Optimis dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi
muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi
muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
Sikap Kemandirian dan Disiplin
Murni Generasi muda memiliki
keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan
faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam
arti kuantitatif.
Keanekaragaman dalam Persatuan dan
Kesatuan.
Keanekaragaman generasi muda
merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut
dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan,
kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda
perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian
dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
Kemampuan Penguasaan Ilmu dan
Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara
berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara
fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
Sumber : http://ihsanfiles.wordpress.com
#############################################################################“PENDAPAT”
Pemuda yang berkualitas adalah pemuda yang mempunyai jiwa idealis, dinamis, kreativ, berani dalam mengambil keputusan, optimis, terdidik, mandiri, patriotism, dan mampu menguasai teknologi. Namun untuk menjadi pemuda yang berkualitas sangat lah tak mudah, banyak masalah-masalah yang ada pada generasi muda sekarang, terlalu memakai pendapat yang tak di pikir matang.
Generasi muda sekarang terlalu sering berorasi, dan berkomentar, tak pernah mencari jalan keluar untuk membangun negeri ini. Sebab majunya negeri ini di tangan para generasi muda yang mempunyai daya saing yang kuat, kreativ, kritis, dan lainnya. Jadi boleh berorasi tapi pikirkan juga jalan keluarnya matang-matang, sehingga masalah cepat terselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar