TUGAS ILMU SOSIAL
DASAR 9
A. Jelaskan perbedaan
kepentingan
Kepentingan merupakan
dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena
adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial
bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam
memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungannya.
Dengan berpegang
prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam
masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan
tersebut.
Oleh karena individu
mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek
pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan
individu dalam hal kepentingannya.
Perbedaan kepentingan
itu antara lain berupa :
1. kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang
2. kepentingan
individu untuk memperoleh harga diri
3. kepentingan
individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4. kepentingan
individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5. kepentingan
individu untuk dibutuhkan orang lain
6. kepentingan
individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
7. kepentingan
individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8. kepentingan
individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Kenyataan-kenyataan
seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang
akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama
dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara
harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh
sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang
kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
Perbedaan kepentingan
ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal
beberapa fase yaitu:
1. fase disorganisasi
yang terjadi karena kesalahpahaman.
2. fase dis-integrasi
yaitu pernyataan tidak setuju.
fase dis-integrasi
ini memiliki tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):
• ketidaksepahaman
anggota kelompok tentang tujuan yang dicapai.
• norma sosial tidak
membantu dalam mencapai tujuan yang disepakati.
• norma yang telah
dihayati bertentangan satu sama lain.
• sanksi sudah
menjadi lemah
• tindakan anggota
masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok.
Sumber :
B. Jelaskan tentang
diskriminasi dan ethosentris
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak
adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena
kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
Ketika seseorang
diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan,
kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau
karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau
kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis
kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
Diskriminasi tidak
langsung,
terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat
diterapkan di lapangan.Diskriminasi ditempat kerja
Diskriminasi dapat
terjadi dalam berbagai macam bentuk:
dari struktur upah,
cara penerimaan
karyawan,
strategi yang diterapkan
dalam kenaikan jabatan, atau
kondisi kerja secara
umum yang bersifat diskriminatif.
Diskriminasi di
tempat kerja
berarti mencegah seseorang memenuhi aspirasi profesional dan pribadinya tanpa
mengindahkan prestasi yang dimilikinya.
Teori statistik
diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol
produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha cenderung
menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau
jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota
dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang
yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan
budayanya sendiri. “ ( The Random House Dictionary ).
Ada satu suku Eskimo
yang menyebut diri mereka suku Inuit yang berarti “penduduk sejati” [Herbert,
1973, hal.2]. Sumner menyebutkan pandangan ini sebagai etnosentrisme, yang
secara formal didefinisikan sebagai “pandangan bahwa kelompoknya sendiri”
adalah pusat segalanya dan semua kelompok lain dibandingkan dan dinilai sesuai
dengan standar kelompok tadi [Sumner, 1906, hal.13]. Secara kurang formal
etnosentrisme adalah kebiasaan setiap kelompok untuk menganggap kebudayaan
kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik.
Etnosentrisme terjadi
jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur
dengan kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan etnosentrisme seraya
menuturkan, “Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah etnosentrisme,
yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan
kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk
penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka, makin dekat mereka dengan
kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka dari kita. Kita cenderung
melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai yang paling
baik, sebagai yang paling bermoral.”
Etnosentrisme membuat kebudayaan kita sebagai patokan untuk mengukur baik-buruknya kebudayaan lain dalam proporsi kemiripannya dengan budaya kita. Ini dinyatakaan dalam ungkapan : “orang-orang terpilih”, “progresif”, “ras yang unggul”, dan sebagainya. Biasanya kita cepat mengenali sifat etnosentris pada orang lain dan lambat mengenalinya pada diri sendiri.
Sebagian besar, meskipun tidak semuanya, kelompok dalam suatu masyarakat bersifat etnosentrisme. Semua kelompok merangsang pertumbuhan etnosentrisme, tetapi tidak semua anggota kelompok sama etnosentris. Sebagian dari kita adalah sangat etnosentris untuk mengimbangi kekurangan-kekurangan kita sendiri. Kadang-kadang dipercaya bahwa ilmu sosial telah membentuk kaitan erat antara pola kepribadian dan etnosentrisme.
Kecenderungan etnosentrisme berkaitan erat dengan kemampuan belajar dan berprestasi. Dalam buku The Authoritarian Personality, Adorno (1950) menemukan bahwa orang-orang etnosentris cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, dan pemeluk agama yang fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama sebagai kesetiaan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa lain. Yang artinya orang yang etnosentris susah berasimilasi dengan bangsa lain, bahkan dalam proses belajar-mengajar.
Etnosentrisme akan terus marak apabila pemiliknya tidak mampu melihat human encounter sebagai peluang untuk saling belajar dan meningkatkan kecerdasan, yang selanjutnya bermuara pada prestasi. Sebaliknya, kelompok etnis yang mampu menggunakan perjumpaan mereka dengan kelompok-kelompok lain dengan sebaik-baiknya, di mana pun tempat terjadinya, justru akan makin meninggalkan etnosentrisme. Kelompok semacam itu mampu berprestasi dan menatap masa depan dengan cerah.
Etnosentrisme mungkin
memiliki daya tarik karena faham tersebut mengukuhkan kembali “keanggotaan”
seseorang dalam kelompok sambil memberikan penjelasan sederhana yang cukup
menyenangkan tentang gejala sosial yang pelik. Kalangan kolot, yang terasing
dari masyarakat, yang kurang berpendidikan, dan yang secara politis konservatif
bisa saja bersikap etnosentris, tetapi juga kaum muda, kaum yang berpendidikan
baik, yang bepergian jauh, yang berhaluan politik “kiri” dan yang kaya [Ray,
1971; Wilson et al, 1976]. Masih dapat diperdebatkan apakah ada suatu variasi
yang signifikan, berdasarkan latar belakang sosial atau jenis kepribadian,
dalam kadar etnosentris seseorang.
Sumber :
C. Jelaskan
pertentangan dan ketegangan dalam masyarakat
Konflik mengandung
pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dalam hal
ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu
:
terdapat dua atau
lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
Unit-unit tersebut
mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah,
sikap, maupun gagasan-gagasan.
Terdapat interaksi
diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik merupakan
suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada
lingkungan :
a. pada taraf di
dalam diri seseorang, konflik menunjuk adanya pertentangan, ketidakpastian atau
emosi dan dorongan yang antagonistic dalam diri seseorang.
b. pada taraf
kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari
perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan, nilai-nilai dan norma,
motivasi untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
c.pada taraf
masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan antara nilai-nilai dan
norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma dimana kelompok yang
bersangkutan berada.
Sumber :
D. Sebutkan
golongan-golongan yg berbeda dan integrasi sosial
Masyarakat Majemuk
dan National Indonesia terdiri dari :
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.Suku bangsa dan kebudayaannya.
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasional Indonesia.
Sumber:
E. Jelaskan tentang integrasi nasional
Integritas
Nasional identik dengan integritas bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau
pembauran berbagai aspek sosial
budaya
ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989) yang harus dapat menjamin
terwujudnya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Integritas nasional sebagai suatu konsep dalam kaitan dengan wawasan kebangsaan dalam
Negara Kesatuan Republik
Indonesia
berlandaskan pada aliran pemikiran/paham integralistik yang dicetuskan oleh G.W.F. Hegl
(1770-1831).
Pengertian
ini berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal dan memahami sesuatu harus dicari kaitannya
satu dengan yang lain. Dan untuk mengenal manusia harus dikaitkan dengan
masyarakat di sekitarnya dan untuk mengenal suatu masyarakat harus dicari
kaitannya dengan proses sejarah.
Istilah
Integritas Nasional terdiri dari dua kata yaitu “Integritas” dan “Nasional”. Istilah “integritas” mempunyai
arti “mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan
yang
memancarkan kewibawaan” (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005), sedangkan istilah “nasional” mempunyai
arti kebangsaan, bersifat bangsa sendiri yang meliputi suatu bangsa (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989), berupa
adat
istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya, wilayah/daerah. Integritas nasional wujud keutuhan
prinsip moral dan etika bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara (Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, 2008).
Setelah
pengertian integrasi kita dikupas di atas, maka disintegrasi bangsa dapat dikatakan lawan arti dari
integrasi bangsa. Disintegrasi bangsa sangat membahayakan keberadaan Negara
ini dalam percaturan kehidupan
bernegara
di dunia. Dapat diartikan pula kondisi pecahnya kesatuan dan persatuan bangsa kita. Persatuan dan
kesatuan ini dapat dilihat dalam kontek kewilayahan maupun kebangsaan yang
meliputi kesatuan ekonomi, politik, social budaya, ideology dan pertahanan
keamanan.
Sumber:
PENDAPAT
@
Pertentangan dan Ketegangan dalam Masyarakat
Saya
simpulkan Pertentangan yaitu : Perbedaan pendapat atau opsi-opsi
anatar masyarakat dalam meyelesaikan suatu masalah yang kecil maupun yang besar
sekalipun.
Kalau Ketegangan
dalam Masyarakat yaitu : Inti pertentangan dalam menemukan hasil yang
membaut masalah cepat selesai atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar